Mula-mula Euler belajar teologi
(ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan
beragama), tetapi tak lama ia segera pindah ke mata pelajaran matematika.
Dia peroleh gelar sarjana dari Universitas Basel umur 17 tahun! Dan saat
usianya 21 tahun, Euler sudah menerima undangan Catherine I dari Rusia untuk bergabung dalam Akademi Ilmu
Pengetahuan di St. Petersburg.
Di umur 23 tahun, dia menjadi guru besar fisika dan matematika , dan
saat usia 26 tahun Euler ditunjuk untuk menggantikan posisi ketua matematika
yang tadinya diduduki oleh seorang matematikus masyhur Daniel Bernoulli.
Hebatttt khaan...!!
Sayang, 2 tahun setelah itu, penglihatan matanya hilang sebelah. Tapi ia tak patah semangat. Euler terus bekerja dan berkarya menghasilkan artikel-artikel yang brilian.
Sayang, 2 tahun setelah itu, penglihatan matanya hilang sebelah. Tapi ia tak patah semangat. Euler terus bekerja dan berkarya menghasilkan artikel-artikel yang brilian.
Tahun 1741 Frederick Yang Agung dari Prusia membujuk Euler agar
meninggalkan Rusia dan memintanya bergabung ke dalam Akademi Ilmu Pengetahuan
di Berlin. Dia tinggal di Berlin selama dua puluh lima tahun dan kembali ke
Rusia tahun 1766. Tak lama kemudian, malang menimpanya. Kedua matanya tak bisa
melihat lagi. Hebatnya, meski tak bisa melihat, Euler tetap bekerja melakukan
penyelidikan dan berkarya. Euler memiliki kemampuan spektakuler dalam hal
mental aritmatika.
Euler wafat pada tahun 1783 di St.Petersburg
(sekarang bernama Leningrad) di usia 76 tahun. Meski begitu, Euler tetap saja
terus mengeluarkan kertas kerja kelas tinggi di bidang matematika. Oya, sang
penemu matematika ini sempat menikah dua kali dan punya tiga belas anak.
Sumber
:
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Tanya-Nesi/Tokoh/Kisah-Hidup-Penemu-Rumus-Matematika