Thales adalah perintis
matematika dan filsafat Yunani (624 – 550 SM).
Lahir dan meninggal di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia
Kecil, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan. Kapal-kapal pedagang dengan
mudah berlayar ke sumgai Nil di Mesir, sedangkan karavan melakukan perjalanan lewat
darat menuju kota di Babylon. Pendudulk Militus suka melakukan kontak dagang
dengan kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Di kota ini juga merupakan
tempat pertemuan [dunia] Timur dan Barat, dan tempat lahirnya Thales.
Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi
yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan berdagang
ke Mesir dan Babilonia (pada maka pemerintahan Nebukadnesar), dalam waktu
senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu
ketertarikannya bahwa dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka dapat
memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya.
Theorema Thales
Thales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
Thales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
- Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.
- Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kali adalah sama besar.
- Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
- Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama sebangun.
- Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.
Tidak
ada catatan lebih jauh tentang prestasi Thales yang dapat disimak karena tidak
ada bukti-bukti akurat. Bukti dicoba dicari lewat catatan dari para muridnya
seperti: Aristoteles dan Eudemus dari Rhodes (± 320 SM), yang kurun waktunya
relatif terlalu lama. Catatan Eudemus menyebutkan bahwa Thales adalah orang
yang ‘mengubah geometri menjadi bentuk formal yang dapat dipelajari oleh semua
orang’ karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dan melakukan investigasi
terhadap theorema-theorema dengan sudat pandang seorang intelektual. Thales
berbicara tentang garis, lingkaran dan bentuk-bentuk lainnya dengan cara
membayangkan (abstrak). Garis bukan hanya susutatu yang dapat digurat dan
dilihat di atas pasir, tapi merupakan obyek yang terpeta pada imajinasi kita.
Artinya secara abstrak bahwa suatu garis lurus atau lingkaran bulat berada
dalam mental kita.
Matematikawan serba bisa
Aktivitas Thales lebih
dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai matematikawan terapan. Mengukur
tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan dengan menggunakan tongkat,
memprediksi gerhana matahari, menentukan setahun adalah 360 hari (sudah dikenal
lama oleh bangsa Mesir) maupun jarak kapal di laut dengan lewat cara
proporsi/memadankan bentuk segitiga adalah catatan “kehebatan” Thales. Gerhana
matahari disebutkannya akan terjadi pada tanggal 28 Mei atau 30 September pada
tahun 609 SM. Catatan yang ada menyebutkan bahwa gerhana matahari terjadi
setiap kurun waktu 18 tahun 11 hari. Ketepatan prediksi ini membuat namanya
sangat terkenal dan diabadikan sebagai salah satu dari tujuh orang bijak (sage)
yang terdapat pada hikayat Yunani.
Naluri pedagang yang
ada pada dirinya, dimana diketahui Thales “memeras” buah zaitun (olive) untuk
dijadikan minyak ketika panen melimpah dan akhirnya memberikan keuntungan
berlimpah, menjadi pedagang garam sama seperti komentar tentang dirinya sebagai
pengamat bintang, penentang hidup selibat bahkan sebagai negarawan yang
mempunyai visi jauh ke depan. Tulisan Thales dalam bidang astronomi lebih
dikenal daripada karyanya dalam bidang geometri.
Ketenaran ini membuat
dirinya mempunyai banyak murid. Anaximander, Anaximenes, Mamercus dan
Mandryatus adalah nama dari beberapa muridnya, namun yang sangat terkenal
adalah nama yang disebutkan pertama. Anaximander (611 – 545 SM), sukses
menggantikan posisi Thales di Miletus.
Sumber http://www.mate-mati-kaku.com/matematikawan/thales.html