Raja Yosia memiliki 100
ekor domba pilihan. Bulunya putih bagaikan salju, muda, sehat, dan bersih.
Pada waktu-waktu tertentu, 100 ekor domba itu dipersembahkan sebagai kurban
untuk Tuhan. Kemudian sang gembala, Pak Kaleb, menyiapkan lagi 100 ekor domba
pilihan. Ia memberi mereka makan rumput yang hijau segar. Dan membawa mereka
minum ke air danau yang tenang. Juga menjaganya bila ada serigala menyerang.
Namun, sekarang Pak Kaleb sudah tua. Ia harus diganti dengan seorang gembala
muda yang tangkas dan kuat.
"Pak Kaleb, kau
pilihlah dulu tiga gembala muda calon penggantimu. Berikutnya aku yang akan
menguji, untuk menentukan siapa yang pantas menggantikanmu!" titah Raja.
Pak
Kaleb segera melaksanakan perintah raja. Ternyata cukup banyak peminat.
Rakyat negeri itu tahu, bekerja bagi Raja adalah kesempatan istimewa. Gajinya
besar dan merupakan suatu kehormatan.
Pak Kaleb menguji
pengetahuan para calon penggantinya. Ia bertanya tentang cara menyisir bulu
domba, ciri-ciri domba sakit, cara mengobati domba sakit, cara melawan
serigala, kemahiran menggunakan tongkat gembala dan sebagainya.
Akhirnya didapat tiga
calon; Yunus, Obaja, dan Daud. Ketiganya masih muda, kuat, gagah, dan pandai.
Kaleb segera menghadap Raja untuk melapor.
"Bagus, Pak Kaleb.
Besok suruh mereka menghadap aku di halaman belakang istana. Dan tolong
sembunyikan seekor domba dari yang 100 ekor itu.
Tukar dengan kambing
hitam!" kata Raja.
"Baik, Baginda.
Segera hamba laksanakan!" kata Kaleb. Namun dalam hatinya ia heran.
Mengapa seekor domba harus ditukar dengan kambing hitam?
Esok harinya Baginda
pergi ke halaman belakang istana. Tiga gembala muda sudah menunggu dengan
tongkat masing-masing. Domba-domba berkeliaran di rumput, ada yang duduk
tenang, ada yang berjalan-jalan dan ada pula yang berlaga dengan kawannya.
"Anak-anak muda,
itulah 100 ekor domba pilihan yang akan dipercayakan pada salah seorang di
antaramu. Coba perhatikan dan kemudian beri komentar kalian!" kata Raja.
Ketiga
calon gembala istana itu segera mendekati domba-domba.
Setengah
jam kemudian mereka kembali menghadap Raja.
"Bagaimana
komentar kalian?" tanya Raja.
"Domba-domba
itu memang domba pilihan. Tak ada cacat cela. Sungguh suatu kehormatan bila
hamba dipercaya menggembalakan mereka!" kata Yunus.
"Hamba
pun berpendapat demikian. Merawat domba-domba untuk dipersembakan pada Tuhan
sungguh merupakan anugerah!" kata Obaja.
"Dan
apa komentarmu?" tanya Raja pada Daud.
"Jumlah
domba hanya 99 ekor. Yang seekor kambing hitam, bukan domba. Dimanakah yang
seekor lagi? Menurut Pak Kaleb, kami harus merawat 100 ekor domba
pilihan!" kata Daud.
Raja
mengangguk-angguk. "Ya, ya. Kalau begitu, biar Pak Kaleb mencari yang
seekor lagi. Besok kalian datanglah lagi untuk diuji!" kata Raja.
Sesudah
tiga calon gembala pergi, Raja berkata pada Pak Kaleb,
"Tukarlah
kambing hitam itu dengan domba yang luka!"
"Baik,
Baginda!" jawab Pak Kaleb dengan hormat.
Keesokan harinya ketiga
gembala muda itu datang lagi. Raja meminta mereka memeriksa 100 domba-domba
itu dan memberikan komentarnya.
"Bagaimana
sekarang? Jumlahnya 100 ekor?" tanya Raja.
"Ya,
Tuanku. Jumlahnya 100 ekor domba pilihan. Kemarin hamba tidak
menghitungnya!" kata Yunus.
"Benar,
Baginda, hari ini dombanya lengkap 100 ekor!" jawab Obaja.
"Maaf,
Baginda. Tadi saat hamba sisir bulu domba-domba itu, ternyata ada seekor yang
terluka. Lihatlah! Ini perlu diobati!" ujar Daud sambil membawa seekor
domba dan menunjukan bagian yang terluka.
"Baiklah, Pak Kaleb
akan obati. Besok ujian terakhir. Jadi, datanglah sekali lagi!" kata
Raja. Kemudian Raja menyuruh Pak Kaleb menukar domba yang luka dengan domba
yang sehat sempurna.
Esok harinya, ketiga
gembala itu datang lagi. Raja meminta mereka memeriksa domba-domba itu dan
kemudian menghadap. Kali ini Yunus dan Obaja memeriksa domba-domba itu dengan
teliti.
Ketika
menghadap, Yunus berkata, "Hamba lihat ada 100 ekor domba sehat,
Baginda!"
"Benar!
100 ekor domba pilihan yang sehat!" kata Obaja.
"Jumlah
domba memang 100 ekor, tapi hamba tidak lihat domba yang terluka kemarin.
Dimanakah dia? Apakah lukanya sudah membaik?" tanya Daud.
Raja
tersenyum senang dan mengangguk-angguk.
"Kalian bertiga
gembala-gembala muda yang tangkas. Namun, aku harus memilih satu. Dan
pilihanku jatuh pada Daud. Ia pantas menjadi gembala istana. Ia teliti
menghitung domba-domba yang akan dipercayakan padanya. Ia memeriksa kesehatan
domba dengan teliti. Dan mengenal domba-domba itu dengan baik. Ia tahu bahwa
domba yang terluka itu tak ada, walau jumlah seluruh domba tetap 100 ekor!"
kata Raja.
Maka
Daud pun diangkat menjadi gembala sang Raja.
(SELESAI)
|