Dongeng dari Ukraina.
Beratus-ratus tahun yang
lalu ada seorang raja dan ratu yang memiliki seorang putri yang sangat
cantik. Kini sang putri sudah beranjak dewasa dan sudah saatnya untuk
menikah. Raja mengadakan sayembara bahwa siapapun yang bisa mengambil cincin
yang ada di jari manis sang putri tanpa ketahuan, boleh menikahi putri.
Semua pemuda dari seluruh
penjuru negeri memutar otak untuk bisa memenangkan sayembara, Namun sejauh
ini belum ada yang bisa memikirkan bagaimana melepaskan cincin dari jari
putri tanpa diketahui. Masalahnya putri tidak pernah jauh dari ayahnya.
Kemanapun putri pergi, raja pasti menyertainya.
Suatu
hari seorang tukang bernama Fedko datang menemui raja.
“Paduka, saya bisa mengambil cincin tuan putri,” katanya.
“Lakukan! Dan putriku jadi milikmu!” kata raja.
“Paduka, saya bisa mengambil cincin tuan putri,” katanya.
“Lakukan! Dan putriku jadi milikmu!” kata raja.
Lalu
Fedko pergi menemui pamannya di desa.
“Saya harus bisa mengambil cincin sang putri, tapi sepertinya sangat sulit karena putri selalu berada di dalam istana dan selalu dijaga ketat,” kata fedko.
Paman Fedko berusaha menolong fedko. Dia berpikir dan berpikir. Lalu pada hari ketiga dia berkata kepada Fedko.
“Kita harus membuat jam yang sangat besar sehingga kamu bisa masuk ke dalamnya. Lalu kau harus memainkan musik dengan serulingmu. Saat putri mendengarnya, dia pasti akan membeli jam ini.”
“Saya harus bisa mengambil cincin sang putri, tapi sepertinya sangat sulit karena putri selalu berada di dalam istana dan selalu dijaga ketat,” kata fedko.
Paman Fedko berusaha menolong fedko. Dia berpikir dan berpikir. Lalu pada hari ketiga dia berkata kepada Fedko.
“Kita harus membuat jam yang sangat besar sehingga kamu bisa masuk ke dalamnya. Lalu kau harus memainkan musik dengan serulingmu. Saat putri mendengarnya, dia pasti akan membeli jam ini.”
Selama seminggu Fedko dan
pamannya bekerja keras untuk membuat jam yang sangat besar. Setelah selesai
paman Fedko mengunci Fedko di dalam jam tersebut, lalu membawanya ke
alun-alun untuk dijual.
Kebetulan saat itu di
alun-alun sedang diadakan perayaan. Maka suasana disana pun sangat ramai.
Raja dan putri pun datang ke acara tersebut. Saat mereka melewati tempat
dimana jam berisi Fedko berada, putri mendengar tiupan seruling yang sangat
merdu.
“Wah merdu sekali suara seruling ini. Ayah, saya ingin jam itu,” kata putri.
Raja lalu menukar jam besar itu dengan sekantung uang emas. Dan para pelayan membawa jam besar tersebut ke dalam kamar sang putri.
“Wah merdu sekali suara seruling ini. Ayah, saya ingin jam itu,” kata putri.
Raja lalu menukar jam besar itu dengan sekantung uang emas. Dan para pelayan membawa jam besar tersebut ke dalam kamar sang putri.
Putri
sangat senang sehingga dia duduk seharian di depan jam, dan menikmati alunan
seruling Fedko. Saat putri tertidur, Fedko keluar dari jam dan mencuri cincin
di jari putri lalu kembali masuk ke dalam jam.
Esoknya Fedko kembali
meniup serulingnya, tapi karena sudah kelelahan maka irama yang dimainkannya
tidak semerdu kemarin, lalu beberapa saat kemudian Fedko berhenti meniup
serulingnya.
Putri bergegas menemui
ayahnya.
“Jamnya rusak ayah!
Musiknya berhenti,” tangisnya
“Aku akan memanggil
penjualnya, dia pasti bisa memperbaikinya,” kata raja.
Raja segera memanggil
paman Fedko. Lalu paman Fedko membawa jam tersebut kembali ke rumahnya dan
mengeluarkan Fedko dari dalamnya. Setelah memperbaiki jam tesebut sehingga
tetap bisa mengeluarkan musik tanpa Fedko di dalamnya, paman Fedko
mengantarkan kembali jam tersebut ke istana.
Suatu
hari raja menyadari bahwa cincin sang putri telah hilang.
“Saya tidak tahu ayah, mungkin ada seseorang yang mencurinya,” kata putri.
“Saya tidak tahu ayah, mungkin ada seseorang yang mencurinya,” kata putri.
Raja segera menyuruh para
pelayan menyebarkan pengumuman untuk mengundang orang yang telah berhasil mengambil
cincin sang putri.
Fedko segera datang ke
istana dan menyerahkan cincin putri yang dicurinya. Raja menepati janjinya
dan menikahkan Fedko dengan putri. Pesta besar-besaran pun digelar. Dan
Itulah akhir dari cerita ini.
(SELESAI)
One Response so far.